Mojokerto
Sapi Terserang Penyakit Menular
Mendekati Bulan Rayagung ,Ratusan sapi di Kabupaten Mojokerto terserang virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Persebaran wabah yang diakibatkan dari virus RNA ini cukup masif. Per hari, kasus baru bisa bertambah hingga 100 ekor lebih.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nurul Istiqomah mengatakan, tercatat sudah ada 16 dari 18 kecamatan yang terpapar penyakit PMK pada hewan ternak sapi. Sedangkan dua kecamatan lainnya masih nol kasus. ’’Dua kecamatan yang masih nol kasus Jetirejo dan Puri. Sedangkan, per hari ini (kemarin), Sooko baru ada laporan terkena wabah juga. Jadinya yang terkena (PMK) ini ada 16 kecamatan,’’ ungkapnya.
Semua ternak jenis sapi potong yang terjangkit PMK itu tersebar di 45 desa lebih dengan jumlah masing-masing per desa bervariatif. Mulai satu ekor, 10 ekor, hingga 30-an ekor. Menurutnya, sesuai data disperta, persebarannya juga cukup masif. Per hari bisa bertambah hingga 100 kasus lebih. ’’Per hari ini, ada 523 kasus sapi yang alami penyakit mulut dan kuku. Padahal di hari sebelumnya tercatat hanya ada 408 ekor sapi. Jadi ada kenaikan 115 kasus baru,’’ paparnya.
Kendati penularan kasus sangat tinggi, sejauh ini pemda belum bisa menetapkan menjadi status kejadian luar biasa (KLB). ’’Belum KLB, status itu, kami masih menunggu keputusan Kementan,’’ tegasnya.
Sementara itu, Bupati Ikfina Fahmawati menegaskan, di provinsi Jawa Timur, wabah PMK ini menyebar di empat daerah. Satu di antaranya menyerang Kabupaten Mojokerto. Peristiwa ini juga sudah menjadi atensi khusus dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Kementerian Pertanian. Semua sudah merapatkan barisan dengan melakukan koordinasi secara intensif agar wabah ini bisa cepat tertangani.
’’Jadi untuk penyakit mulut dan kuku ini, satu penyakit yang penyebabnya style virusnya sama dengan Covid-19. Tapi virus yang berbeda. Kalau ini virus yang menyerang hewan. Kalau Covid-19 kan menyerang manusia. Tetapi virusnya sama-sama RNA,’’ ungkapnya, kemarin.
Disebutnya, PMK ini teridentifikasi menyerang binatang ternak ruminansia yang memiliki kuku belah. Seperti sapi, kambing, kerbau, dan domba. Di Mojokerto, sesui data disperta, masih menyasar sapi.
Kendati belum ada surat resmi dari kementerian terkait wabah penyakit mulut dan kuku ini menjadi kejadian luar biasa, pemda sudah mengambil langkah cepat. ’’Pertama kita melakukan tindakan agresif dengan menutup pasar hewan. Karena prinsipnya ini penyakit yang sangat menular. Dan menularnya ini hanya hewan dengan hewan ini yang perlu kita syukuri, karena tidak sampai hewan ke manusia. Virusnya tidak bisa menyerang manusia,’’ jelasnya.
Selama penanganan, peternak harus melakukan karantina hewan ternaknya. Tidak boleh melakukan pertukaran. Mulai makanan hingga minuman. ’’Kita lakukan sterilisasi. Ada enam pasar hewan milik pemerintah kabupaten dan desa. Semuanya sudah disterilisasi, kandang-kandang, kita juga sudah melakukan pendataan karena di Kabupaten Mojokerto ada 51 ribu sapi. Makanya kita identifikasi, pokoknya ternaknya dikarantina dulu. Tidak boleh kemana-mana,’’ paparnya.
Perlu diketahui, gejala hewan ternak yang terserang penyakit ini, di antaranya mulut mengeluarkan lendir berlebihan dan mulut berbusa, kaki pincang, luka pada kaki yang diakhiri lepas kuku, gemetar dan sesak napas.
(Red)**
0 Comments
Tinggalkan Komentar Di Sini