Ketahui Gejala Dan Penularan Penyakit Cacar Monyet |
Kesehatan,E News - Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi terutama di bagian terpencil Afrika tengah dan barat. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia.
Bisa ditularkan melalui kontak dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit atau mukosa hewan yang terinfeksi. Karena sumber penularannya dari hewan, hanya sedikit kasus cacar monyet yang ditularkan dari manusia ke manusia.
Jikapun ada, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau obyek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.
WHO menulis bahwa penularan pada manusia sangatlah terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antarmuka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya hanya menular kepada anggota keluarga.
Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.
Tidak ada perwatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi virus cacar monyet. Namun wabah dapat dikendalikan. Kemenkes meminta masyarkat tidak perlu panik dengan pemberitaan mengenai adanya penyakit cacar monyet yang kemungkinan dapat masuk ke Indonesia . Masyakat dihimbau untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan seperti cuci tangan dengan sabun.
Selain itu mencegah terkena cacar monyet yakni menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, serta menghindari kontak dengan hewan liar atau menkosumsi daging yang diburu dari hewan liar. Sarung tangan dan pakaian pelindung perlu dikenakan saat menangani hewan sakit atau jaringan yang terinfeksi.
0 Comments
Tinggalkan Komentar Di Sini